Selain mendapatkan panorama alam yang indah, pengunjung juga dapat belajar anyaman dari bambu yang akan diajarkan langsung oleh penduduk desa tetebatu yang merupakan warga asli suku sasak.
Kehadiran Perangkat Daerah di atas dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan komitmen yang akan dilakukan demi mendukung Tetebatu di ajang yang digagas oleh PBB ini secara langsung.
Indahnya Tetebatu sungguh tiada dua, wajar saja namanya harus sampai ke dunia internasional. detikTravel masih punya segudang cerita pengalaman di Tetebatu, tunggu artikel selanjutnya!
Hal yang perlu diingat ketika berjumpa dengan monyet-monyet di hutan tetebatu adalah jaga seluruh barang bawaan. Karena ada saja monyet nakal yang rusuh mengambil barang bawaan pengunjung.
Alamnya hijau dan memiliki keanekaragaman hayati. Bentangan sawah, kebun kopi, durian sampai air terjun menjadi kebanggaan dari Tetebatu. Budaya dan adat pun masih dipegang teguh oleh warga Tetebatu.
Buah Pala yang tumbuh subur di Desa Tetebatu diolah menjadi manisan yang dijual untuk oleh-oleh. Sejumlah fasilitas penunjang pariwisata juga telah tersedia untuk menambah kenyamanan wisatawan seperti homestay, rumah makan, dan tempat ibadah.
Tent camping Tent tenting is an easy getaway. It doesn’t have to be complex, and you can get it done in Tetebatu, Sembalun, and Gili Kondo. You can pitch and tote a tent. From backpacking trips to Beach front tenting, the prospects for tent camping are pretty much limitless. Fishing & Snorkeling Immerse you in the pristine waters of Gili Kondo all through an unforgettable snorkeling tour, featuring a glimpse right into a lively underwater globe brimming with colorful maritime daily life. Mountain biking Set out with a charming cycling adventure in the coronary heart of Tetebatu, in which each and every pedal stroke unveils a picturesque landscape filled with natural wonders and cultural marvels.
We Totally loved this tour with Jaya and Agal! Constantly truly welcoming and caring, and so they discuss English effectively. We went with a strolling tour in the rice fields, the monkey forest, the waterfall, and back from the little villages in Tetebatu.
Dilokasi ini juga sering menjadi buruan para pecinta fotografer khususnya mereka yang ingin mengambil keindahan Sunsrise yang sangat menawan, dan di kala senja datang, wisatawan akan merasakan seolah – olah menyatu dengan keadaan alam yang begitu tenang, sunyi, dan sejuk. Di tambah dengan pemandangan langit yang bewarna merah candu303 keemasan, berpadu dengan kokohnya puncak Gunung Rinjani.
Target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya karena daei pengalaman tahun sebelumnya, kata Sandiaga, kebangkitan ekonomi desa wisata banyak yang disebabkan oleh desa wisata.
"Jadi dia buat empat kamar, dua kamar untuk tamunya dan dua kamar untuk kawan kawan dokter Soedjono yang berlibur ke sini. Sehingga sampai saat ini, dialah yang merintis pariwisata di sini," Kata Hermiwandi.
five jam. Sepanjang perjalanan wisatawan akan melintasi beberapa rumah warga serta persawahan yang berbentuk seperti anak tangga,
Ketiga menurut Sandi, sapaan akrabnya, pergeseran paradigma lokal dalam hal pariwisata negatif. Masyarakat pedesaan di hampir seluruh pulau Nusantara mendiskreditkan posisi perempuan yang bekerja di sektor pariwisata.
Desa Tetebatu juga mengenalkan pengunjung pada kehidupan suku sasak yang harmonis dan memiliki magis tersendiri.
Pengunjung akan merasakan seperti berada di surga. Perpaduan antara indahnya alam tersebut dalam satu menjadi sangat sempurna.
Cuaca desa yang sejuk sangat cocok untuk orang-orang yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan lain. Sungai yang membentang di kaki Gunung Rinjani adalah tempat yang bagus untuk mandi dan relaksasi. Masyarakat Tete Batu sudah mulai sadar akan pariwisata. Salah satunya kegiatan Homestay berbasis masyarakat yaitu memberikan wisatawan langsung terlibat bersama dengan tuan rumah dan masyarakat setempat untuk berpengalaman nyata layaknya hidup diperdesaan dengan aktivitas lokal.